Petik Laut Di Pantai Selatan Jember
Kota Jember mempunyai keberagaman
budaya yang masih terjaga kelestariannya, salah satunya adalah larung sesaji
atau petik laut yang menjadi simbol keberagaman budaya maritim Indonesia.
Kegiatan yang sudah menjadi agenda tahunan ini merupakan budaya dan kearifan
lokal yang harus terus dilestarikan. Selain sebagai ajang silaturahmi
masyarakat, petik laut atau larung sesaji di Pantai Selatan Papuma juga dapat
menambah daya tarik wisata tersendiri.
Warga dan pengelola wisata Pantai
PAPUMA (Pasir Putih Malikan) Jember yang dikelola oleh Perhutani menggelar
larung sesaji atau petik laut yang dilakukan bertepatan dengan awal tahun baru
Islam 1 Muharom 1440 Hijriah atau dalam istilah Jawa Bulan Suro. Biasanya
sebelum acara larung sesaji atau petik laut digelar, pada malam harinya
diadakan sema’an AL-Quran dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Bagi sebagian kalangan Larung
sesaji atau petik laut merupakan perpaduan dan sinkretisme sejumlah elemen
agama Islam, Kejawen, dan Konghucu dan sebagai bentuk perwujudan rasa syukur
masyarakat sekitar Pantai Papuma yang sebagian besar berprofesi sebagai
nelayan, sehingga diyakini kedepannya akan mendapat berkah alam berupa hasil
tangkapan ikan yang melimpah. Kegiatan petik laut ini diikuti kurang lebih 500
orang dari Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember yang dihadiri oleh
pimpinan muspika setempat.
Selain bernuansa budaya, ritual
larung sesaji atau petik laut ini menarik minat wisatawan. Para wisatawan dari
luar kota bahkan dari luar negeri sangat berantusias untuk melihat budaya dari
Indonesia khususnya Jember, Jawa Timur. Para wisatawan tentunya akan mencari penginapan hotel Jember agar perjalanan
mereka lebih menyenangkan dan agar persiapan lebih matang untuk mengikuti atau
melihat kegiatan ritual larung sesaji. Ada banyak penginapan hotel Jember yang dapat dijadikan referensi untuk
menginap bersama keluarga ataupun rekan sejawat.
Di sisi lain, dengan adanya
kegiatan ini dapat diagendakan sebagai kalender kegiatan provinsi Jawa Timur
karena dapat meningkatkan pendapatan baik dari sektor pajak ke pemerintah
mauapun ke perhutani, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Mari kita
dukung dan lestarikan aset wisata budaya yang unik dan menarik ini sebagai
makna kedamaian sebuah perbedaan dalam masyarakat yang beragam.
Komentar
Posting Komentar